Jumat, 02 November 2012

LEBIH DARI SEKEDAR RASA


Bacaan : Matius 26:1-13


Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata, “Mengapa kamu menyusahkan perempuan ini? Ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku. (Matius 26:10)

Bacaan Alkitab Setahun:
Lukas 19

Meski berat, momen perpisahan sering merupakan saat-saat menikmati hujan kasih. Saya masih menyimpan sejumlah kenang-kenangan yang diberikan ketika saya selesai kuliah dan akan pulang ke kota asal. Tidak semuanya berguna, tetapi tiap benda mengingatkan saya pada mereka yang meluangkan waktu, uang, dan tenaga demi menunjukkan kasih kepada saya.

Saya pikir orang yang mengurapi Yesus menjelang penyaliban pastilah sangat mengasihi Yesus. Sebab itu, Yesus sangat menghargai tindakannya (ayat 10). Menuangkan minyak wangi menunjukkan penghormatan yang besar dalam budaya zaman itu, apalagi minyak yang mahal harganya. Menurut catatan Injil Yohanes, ia adalah Maria, saudara Lazarus yang pernah dibangkitkan Yesus. Mungkin sekali Maria telah mendengar bahwa Yesus akan disalibkan dan ia tak tahan menunjukkan kasih dan penghormatannya kepada Sang Mesias selagi masih punya kesempatan. Menurut catatan Matius, Yesus telah empat kali memberitahukan tentang kematian-Nya kepada para murid. Namun, mereka tidak memercayai-Nya (lihat pasal 16:22), bahkan gusar melihat tindakan Maria yang mereka anggap berlebihan (ayat 8).

Tindakan Maria mengingatkan kita bahwa kasih adalah sesuatu yang “aktif”, bukan sekadar perasaan yang kita harap bisa meluap sewaktu-waktu. Perintah pertama dan utama yang diberikan Yesus adalah “Kasihilah Tuhan, Allahmu, ....” Kasihilah, sebuah kata kerja. Ketika kita mengasihi Allah, kita memercayai dan menaati-Nya (lihat Yohanes 14:15). Tak mengapa jika tidak dihargai orang. Kita melakukannya semata-mata karena hendak menunjukkan kasih dan penghormatan tertinggi bagi-Nya.—MEL 
MENGASIHI ALLAH BERARTI KITA MEMERCAYAI-NYA
DAN MENGAMBIL LANGKAH NYATA UNTUK MENANGGAPI-NYA

Rabu, 31 Oktober 2012

MEMBERI KESEMPATAN


Baca: Kisah Pr. Rasul 15:35-41


Barnabas ingin membawa juga Yohanes yang disebut Markus; tetapi Paulus dengan tegas berkata bahwa tidak baik membawa serta orang yang telah meninggalkan mereka di Pamfilia dan tidak mau turut bekerja bersama-sama dengan mereka. (Kisah pr. Rasul 15:37-38)

Bacaan Alkitab Setahun:
Matius 20-21


Banyak orang mengagumi suara emas pemenang Indonesian Idol 2012, Regina Ivanova. Menariknya, ia pernah gagal dalam enam audisi sebelumnya. Selain kegigihannya, pastilah Regina bersyukur atas peraturan kompetisi yang mengizinkan mereka yang pernah gagal untuk mencoba lagi. Pada kesempatan ketujuh, ia tampil fantastis dan menjadi pemenang. Seandainya peraturannya berbunyi lain, mungkin nama Regina tak akan pernah kita kenal.

Kesempatan untuk mencoba lagi juga pernah dialami Yohanes Markus. Ia tercatat “gagal” dalam pelayanan perdananya bersama Barnabas dan Paulus ke pulau Siprus (Kisah Para Rasul 13:5,13). Namun, ketika akan melayani lagi ke tempat yang sama, Barnabas justru ingin mengajak Markus. Barnabas tentu memiliki alasan kuat. Mungkin ia melihat Markus sudah berubah. Atau paling tidak ia ingin memberikan bimbingan dan kesempatan lagi kepada Markus. Kegagalan sebelumnya tidak membuatnya menyerah atas hidup Markus, dan untuk itu ia bahkan mengambil risiko berpisah dengan rekan kerja yang “lebih andal” (ayat 39). Alkitab mencatat bahwa kepercayaan yang diberikan Barnabas kepada Markus tidaklah sia-sia. Bahkan Paulus akhirnya sangat memerlukan pelayanan Markus (lihat 2 Timotius 4:11).

Jika diberi kesempatan menolong hidup seseorang, bagaimana sikap kita terhadap kegagalannya? Ketika ia gagal, kita memilih meninggalkan atau memberinya kesempatan? Perhatikan, banyak orang yang hidupnya berubah dan dipakai Allah justru ketika mereka mengalami anugerah berupa kesempatan untuk belajar dari kesalahan. Kita bisa menjadi alat bagi anugerah Allah tersebut.— PBS 
PENGAMPUNAN DAN KESEMPATAN MENCOBA LAGI
KERAP KALI MENJADI JALAN MENUJU PERUBAHAN YANG BERARTI.

AMANAT AGUNG


Baca: Matius 28:16-20


Karena itu, pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. (Matius 28:19-20a)

Bacaan Alkitab Setahun:
Matius 19; Markus 10


Ucapan Yesus di akhir pelayanan-Nya di bumi tentulah sangat penting. Dia bisa memilih mengatakan hal lain, tetapi kalimat-kalimat inilah isi hati dan fokus-Nya. Ini bukan sekadar curhat, melainkan sebuah amanat dari Pribadi yang berkuasa atas alam semesta. Seberapa sering kita yang mengaku pengikut Yesus telah merenungkan dan melakukannya?

Mari memikirkan amanat ini bersama. Pertama-tama, Yesus menghendaki para murid-Nya untuk pergi, melakukan sesuatu, tidak tinggal diam di zona nyaman. Mereka harus mengambil inisiatif, berusaha sedemikian rupa, agar orang lain juga dapat menjadi murid Yesus seperti mereka. Caranya? Dengan membaptis danmengajar. Dengan dibaptis, seseorang memutuskan untuk meninggalkan cara hidup yang lama dan menggantungkan diri sepenuhnya pada anugerah Allah. Dengan diajar, ia belajar untuk mencerminkan pengajaran dan kehidupan Kristus, yang kini menjadi Tuhan dan Juru Selamatnya. Orang dengan kualitas murid ini harus dihasilkan di semua bangsa, atau lebih tepatnya, semua suku bangsa. Ketika diajar melakukan segala perintah Kristus, artinya para murid baru ini juga harus mengulangi proses yang sama: pergi, menjadikan murid dengan membaptis dan mengajarkan semua perintah Kristus.

Amanat Yesus menegaskan apa yang Dia kehendaki dari para murid-Nya. Kita tidak dipanggil untuk sekadar menjadi jemaat yang aktif dalam persekutuan dan kegiatan sosial. Kita diperintahkan untuk menghasilkan murid dari segala suku bangsa! Mari periksa lagi semua kesibukan kita sebagai seorang kristiani. Adakah kita sedang menaati amanat Yesus?—PBS 
AMANAT TERAKHIR-NYA SEHARUSNYA
MENJADI PERHATIAN KITA YANG TERUTAMA.

Senin, 29 Oktober 2012

DASAR BERTINDAK


Baca: Galatia 1:11-23


Karena aku tidak menerimanya dari manusia dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya melalui penyataan Yesus Kristus. (Galatia 1:12)

Bacaan Alkitab Setahun:
Lukas 18


Pada tahun 1973, Loren Cunningham memimpin tim Youth With A Mission (YWAM) untuk membeli sebuah kapal besar bagi penginjilan dunia dan menjadi sorotan publik. Segala kelancaran membuat fokus mereka beralih dari Tuhan kepada kapal. Tuhan menegur melalui firman-Nya dan menyatakan bahwa mimpi tentang kapal itu harus “mati”. Sedih, hancur, malu, mungkin menggambarkan suasana hati Loren dan tim ketika harus membatalkan pembelian dan kehilangan uang muka. Namun, ia menulis: Tuhan memberi kami kesempatan untuk memberi penghormatan yang lebih besar bagi-Nya dengan membiarkan mimpi kami mati, sehingga Dia dapat membangkitkan-Nya kembali. Sembilan tahun kemudian, kapal penginjilan YWAM yang pertama dinamakan Anastasis yang artinya “kebangkitan”.

Kesaksian ini mengingatkan saya pada awal pelayanan rasul Paulus. Bayangkanlah perasaannya saat menjadi “sorotan publik”: ini dia si penganiaya jahat, syukurlah sekarang ia bertobat. Ia harus kehilangan karir dan reputasinya di antara para pemuka agama Yahudi, meninggalkan Yerusalem untuk pergi ke Arab, bersaksi di tengah bangsa non Yahudi. Rasul terpelajar ini juga harus belajar bekerjasama dengan para rasul lain dari latar belakang nelayan dan tukang kayu (ayat 18-19). Namun yang menjadi dasar Paulus melangkah adalah pernyataan Tuhan, bukan manusia, jadi ia tidak mundur (ayat 11-12). Hasilnya? Tuhan dimuliakan (ayat 23)!

Apa yang akan Anda lakukan jika Tuhan berkata bahwa mimpi-mimpi Anda harus mati agar Dia mendapat penghormatan yang lebih besar? Apa yang akan Anda jadikan dasar untuk bertindak? Pendapat manusia, atau kebenaran firman Tuhan?—ELS 
TUHAN, TOLONG AKU PEKA DAN TAAT ARAHAN-MU
KARENA RENCANA-MU JAUH LEBIH BAIK DARI RENCANAKU.

Minggu, 28 Oktober 2012

DEKLARASI 268


Baca: Yesaya 26:1-21


Ya Tuhan, kami juga menanti-nantikan saatnya Engkau menjalankan penghakiman; kesukaan kami ialah menyebut nama-Mu dan mengingat Engkau. (Yesaya 26:8)

Bacaan Alkitab Setahun:
Yohanes 11


Sejak 1928, tiap tahun orang-orang muda dari berbagai penjuru Indonesia mendeklarasikan Sumpah Pemuda. Satu tanah air, satu bangsa, satu bahasa. Indonesia masih dijajah ketika tekad ini pertama kali diserukan. Namun, para pemuda sepenuh hati mengerahkan segenap daya dan pikiran terbaik mereka untuk membangun persatuan dan meraih kemerdekaan.

Sejak 1997, tiap tahun puluhan ribu pemuda kristiani dari berbagai penjuru dunia juga mendeklarasikan tekad yang disebut Deklarasi 268 karena dilandaskan pada Yesaya 26:8. Pernyataan awalnya berbunyi: “Karena saya diciptakan oleh Allah dan untuk kemuliaan-Nya, saya akan membesarkan Dia dengan meresponi kasih-Nya yang besar. Kerinduan saya adalah menjadikan pengenalan dan kehangatan relasi dengan Allah sebagai pencarian terbesar dalam hidup saya.” Pembaruan yang dirindukan Yesaya dan umat Tuhan kini menjadi cita-cita mereka juga. Bayangkanlah sebuah generasi yang hari-harinya digelorakan, bukan oleh tren baju atau alat elektronik terbaru, tetapi oleh nilai-nilai Allah yang benar dan adil dalam segala bidang.

Bayangkanlah jutaan orang muda yang kesukaan terbesarnya bukanlah memperbarui status facebook atau mencari cara tercepat menjadi kaya, tetapi merenungkan dan membicarakan tentang Pribadi dan karya Tuhan yang agung, dan bagaimana kegiatan mereka hari itu dapat menghormati serta menyukakan hati-Nya. Di tengah berbagai gejolak yang dialami bangsa ini, bagaimana jika kita ikut mendeklarasikan hal yang sama dan mulai mengerahkan segenap daya dan pikiran terbaik kita untuk cita-cita tersebut?—MEL 
PEMBARUAN SEJATI TERJADI
KETIKA TUHAN MENJADI HARTA TERBESAR KITA DI BUMI.

Apa Bentuk Wajah Anda? Ini Langkah-langkah untuk Mengetahuinya

imgSemua orang dilahirkan dengan bentuk wajah yang khas dan berbeda satu sama lain. Begitu pula dengan orang-orang yang dilahirkan kembar. Mereka tidaklah sama satu dengan yang lainnya secara keseluruhan. 

Dengan mengetahui bentuk wajah, Anda dapat lebih mudah menentukan potongan rambut yang sesuai, bagaimana model alis yang cocok dengan wajah, hingga kacamata yang pas. Dengan beberapa langkah di bawah ini, anda dapat mengetahui bentuk wajah dan gaya apa yang paling cocok dengan Anda, seperti dipaparkan She Knows

Mengetahui Bentuk Wajah
- Untuk mengetahui bentuk wajah mulailah dengan berdiri di depan cermin di ruangan yang dilengkapi dengan penerangan baik. Kemudian kuncir rambut Anda ke belakang atau gunakan headband. Anda harus melihat wajah secara keseluruhan untuk dapat memperhatikan bentuknya secara jelas. Anda dapat juga menggunakan pita pengukur serta pulpen dan kertas untuk hasil yang lebih akurat.

- Sekarang, pandanglah pantulan wajah Anda dan jawab pertanyaan-pertanyaan ini. Gunakan garis dari rambut untuk menentukan apakah bentuk umum dari wajah. Apakah lebar, sedang ataupun sempit.

- Selanjutnya, buat garis imajiner sepanjang lebar dahi. Kemudian buat juga garis imajiner sepanjang rahang Anda. Apakah dahi lebih lebar dari rahang , atau mungkin sama besar, ataupun juga sebaliknya. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, gunakan pita pengukur untuk mengukur ketepatannya. Langkah ini juga dapat membuat Anda mengetahui apakah tulang pipi merupakan bagian yang paling menonjol di wajah atau tidak.

- Setelah itu, bandingkan panjang dengan lebar wajah Anda. Dengan menggunakan pita pengukur, ukurlah mulai dari tengah rambut menuju ke dagu. Langkah terakhir, perhatikan bentuk dagu, apakah itu kotak, bulat, ataupun lancip.

Setelah selesai melakukan langkah-langkah di atas, Anda dapat mengevaluasi hasilnya. Berikut adalah enam bentuk wajah dengan karakteristik uniknya masing-masing:

1. Oval: bagian dahi lebih lebar ketimbang dagu. Panjang wajah Anda satu setengah kali lipat lebih banyak dibanding lebar pada wajah.

2. Bulat: panjang dan lebar wajah hampir sama, dan pipi Anda merupakan bagian yang paling menonjol.

3. Persegi panjang: hampir sama dengan bentuk oval, namun lebih panjang dan tidak begitu lebar. Bentuk dagu juga lebih lancip.

4. Kotak: dahi dan dagu sama lebar. Rahang merupakan bagian yang paling menonjol pada wajah Anda.

5. Hati: dahi dan tulang pipi lebih lebar dibandingkan bagian dagu. Dahi Anda juga berbentuk lancip.

6. Permata: tulang pipi merupakan bagian yang paling dominan dibandingkan dahi dan rahang Anda.