Kamis, 30 Agustus 2012

PENGHARGAAN


Baca: Lukas 17:7-10


Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan. (Lukas 17:10)



Bacaan Alkitab Setahun:
Yehezkiel 16-17

Cukup sering saya merasa gagal ketika menyelesaikan suatu tugas. Perasaan kecewa dan menyalahkan diri semakin kuat bila tugas yang saya kerjakan itu dilihat oleh banyak orang. Selidik punya selidik, perasaan gagal itu ternyata terkait dengan tanggapan orang lain. Ketika hasil kerja saya tampaknya kurang dihargai, saya merasa kecewa. Saya berharap pujian, tetapi justru kritiklah yang lebih banyak saya terima.


Keinginan mendapatkan penghargaan merupakan salah satu penghalang kita melayani Allah. Itu sebabnya Yesus mengingatkan murid-murid-Nya dengan mengutip tata krama seorang hamba terhadap tuannya sebagaimana kebiasaan pada zaman itu. Ketika melakukan tugas, kita bukanlah tuan yang berhak menerima pujian. Sebaliknya, kita adalah hamba. Bahkan, bukan hanya pujian yang tidak layak kita terima, sekadar ucapan terima kasih pun tidak boleh kita harapkan. Apakah dengan demikian Allah adalah Tuan yang kejam? Sama sekali tidak. Karena Yesus, Allah yang menjadi manusia itu memberikan teladan bagi kita. Yesus menggenapkan seluruh tugas yang dibebankan Allah, yaitu sampai mati di atas kayu salib dalam kehinaan tiada tara.

Apakah Anda merasa lesu melayani Tuhan? Anda bermaksud meninggalkan tugas pelayanan yang Tuhan percayakan? Atau Anda tidak ingin melayani karena merasa pelayanan itu tidak ada gunanya? Bila keinginan itu muncul, cobalah selidiki, apakah hal itu terkait oleh tiadanya penghargaan atau pujian yang Anda terima. Lalu, pandanglah Kristus yang telah meninggalkan teladan dengan hidup sebagai hamba, sekalipun Dia adalah Tuan kita.—HEM 
BERSYUKURLAH KEPADA KRISTUS YANG TELAH MELAYANI KITA.
BANGKITKAN KEMBALI SEMANGAT PELAYANAN DENGAN MENELADANI-NYA.

Rabu, 29 Agustus 2012

JAWABAN DOA


Baca: Ezra 7:28b-8:20


Kemudian karena tangan murah Allah kami itu melindungi kami, didatangkanlah oleh mereka kepada kami orang-orang yang berakal budi dari bani Mahli bin Lewi bin Israel … (Ezra 8:18)

Bacaan Alkitab Setahun:

Yehezkiel 13-15

Jemaat gereja kami cukup banyak. Namun, seperti masalah klise berbagai gereja, yang mau dan mampu melayani sangat terbatas. Kami sungguh berdoa pada Tuhan agar ada tambahan orang untuk mengisi kekosongan yang ada. Ketika satu per satu tenaga pelayan diberikan, kami menyapa mereka dengan berkata, “Terima kasih telah menjadi jawaban Tuhan atas doa kami.”


Masalah kekurangan pekerja sudah dialami sejak zaman Ezra. Pada zaman Raja Artahsasta, Ezra diperkenankan pulang ke Yerusalem untuk membangun kembali ibadah di Bait Allah. Sayang, di antara sekian banyak orang yang pulang bersamanya, ia tidak mendapati orang-orang Lewi untuk penyelenggaraan kebaktian (ayat 15). Ezra tidak mengambil jalan pintas mengganti peran khusus bani Lewi yang sudah ditetapkan Tuhan. Ia membagikan kebutuhan spesifik itu kepada saudara-saudara di Kasifya. Mendengar visi Ezra menyelenggarakan kembali kebaktian di Bait Allah dan apa yang dibutuhkan untuk mewujudkannya, mereka pun berespons. Ezra mengenali “tangan murah Allah” dalam semua proses itu.

Ketika mengalami kekurangan pekerja dalam pelayanan, seberapa jauh kita melibatkan Allah? Bisa jadi kita frustrasi dan mengambil langkah yang keliru: mungkin memborong pelayanan sendiri atau menurunkan standar pelayanan demi kebutuhan mendesak. Ingatlah bahwa pelayanan adalah milik Allah, Dialah yang menetapkan bagian tiap-tiap anggota dalam pembangunan tubuh-Nya. Mintalah Dia mengirim para pekerja menurut cara-Nya. Informasikan kebutuhan pelayanan secara spesifik pada sesama anggota tubuh Kristus. Dan, ketika kebutuhan terpenuhi, bersyukurlah atas tangan murah Allah yang menjawab doa kita.—SCL 
TUHAN MEMILIKI ORANG YANG TEPAT UNTUK PEKERJAAN-NYA.
MINTALAH PEKERJA PADA-NYA DAN NANTIKANLAH JAWABAN-NYA.

TERANG BAGI NEGERI


Baca: Matius 5:13-16


Lagi pula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah tempayan, melainkan di atas kaki pelita sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. (Matius 5:15)

Bacaan Alkitab Setahun:

Yehezkiel 9-12

Kedua anak perempuan teman saya punya cita-cita istimewa. Yang sulung ingin menjadi hakim. Yang bungsu ingin menjadi jaksa. Mereka ingin menjadi para penegak kebenaran dan pembela yang lemah. Saya bertanya bagaimana mereka bisa punya cita-cita semulia itu. Dengan mimik serius layaknya orang dewasa salah satu menjawab, “Aku belajar dari Alkitab, Tuhan sangat menentang ketidakadilan dan kejahatan. Namun, itulah yang banyak terjadi sekarang.” Tiap mengingat mereka saya terharu. Kedua anak itu rindu menjadi terang di tempat yang dianggap banyak orang kotor, penuh kegelapan.


Yesus mengingatkan murid-murid-Nya bahwa untuk memenuhi fungsinya, terang harus berada di tempat yang tepat, yaitu di tempat yang bisa dilihat orang (ayat 16). Bukankah “dilihat orang” itu terkesan sombong? Dalam konteks ini tidak, karena tujuannya adalah orang dibawa memuji Tuhan, bukan kebaikan manusia. Berada di tempat yang tepat dimaksudkan agar fungsi terang itu maksimal (ayat 15). Di manakah terang paling berfungsi jika bukan di tempat yang gelap? Kapan orang membutuhkan cahaya untuk melihat kota di atas gunung atau beraktivitas di dalam rumah? Bukankah pada saat gelap meliputi?

Kerap kali pelita orang kristiani “tersembunyi” selama hari kerja, karena yang dianggap pelayanan hanyalah aktivitas hari Minggu di gereja. Padahal, dunia yang butuh diterangi itu mencakup semua bidang kehidupan—hukum dan pemerintahan, bisnis dan ekonomi, kesehatan dan pendidikan, media, bahkan seni, dan hiburan. Ketika menjumpai “kegelapan” di negeri ini, biarlah kita tidak putus harapan, tetapi justru bersemangat, karena di sanalah kesempatan yang sesungguhnya menjadi terang dunia.—LAN 
DI MANAKAH ANDA DAN SAYA SEHARUSNYA BERADA
AGAR BANYAK ORANG MELIHAT KEBENARAN DAN MEMULIAKAN TUHAN?

Senin, 27 Agustus 2012

6 Langkah Memperkuat Sistem Kekebalan Tubuh Anak

 Balita akan sangat mudah sekali jatuh sakit karena sistem kekebalan tubuhnya belum terbentuk secara sempurna. Sebagai orang tua, Anda harus mengetahui cara untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak agar anak tetap sehat.
 
Anak mudah sekali terpapar bakteri berbahaya atau virus ketika bersentuhan dengan mainan yang kotor atau ketika merangkak di lantai. Tetapi untungnya, sistem kekebalan tubuh anak yang terdiri dari sekelompok antibodi dapat menangkis virus dan bakteri tersebut.

Seperti dilansir whattoexpect, Senin (27/8/12) berikut 6 cara untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak:

1. Memberikan ASI eksklusif

Bayi yang mendapatkan air susu ibu, tidak hanya sekedar mendapatkan asupan makanan saja. ASI mengandung antibodi dalam jumlah beasr yang dapat mendukung sistem kekebalan tubuh anak.

2. Pastikan anak memiliki jam tidur yang cukup

Bayi di bawah usia 6 bulan membutuhkan waktu tidur sebanyak 20 jam per hari. Sedangkan balita membutuhkan waktu tidur hingga 13 jam per hari. Jam tidur yang cukup akan membuat sistem kekebalan tubuh anak lebih kuat.

JIka anak terus kesulitan tidur dan kualitas tidurnya terus menurun akan menghambat produksi interleukin-1, protein yang diproduksi oleh sel-sel tertentu yang mencegah kuman penyakit memasuki tubuh melalui kulit.

3. Jangan terlalu berlebihan dalam menjaga kebersihan anak

Sistem kekebalan tubuh anak membutuhkan beberapa paparan bakteri dan virus untuk berlatih memeranginya, dimana hal ini merupakan cara kerja antibodi. Jika Anda terlalu berlebihan dalam menjaga kebersihan anak dengan menggunakan produk antibakteri, hal ini dapat membunuh semua bakteri yang penting bagi ketahanan tubuh.

4. Vaksinasi

Vaksinasi yang diberikan pada anak melalui imunisasi sangat penting untuk melindungi anak dari berbagai penyakit tertentu. Ketika anak mendapatkan vaksinasi, sistem kekebalan tubuhnya menguat dan antibodi siap melindungi tubuh dari virus atau bakteri asing.

Ada banyak sekali jenis vaksinasi yang dapat melindungi terhadap lebih dari selusin penyakit fatal dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak.

5. Berikan asupan makanan yang sehat

Pastikan menu makanan yang Anda berikan untuk anak mencakup semua nutrisi yang dibutuhkan untuk perkembangan si kecil. Makanan seperti paprika, ubi, wortel, blueberi dan jeruk yang kaya akan vitamin C dapat meningkatkan kekebalan tubuh.

Untuk tumuh, anak juga membutuhkan protein yang dapat diperoleh dari produk susu dan daging, dan karbohidrat kompleks, dari biji-bijian seperti beras merah dan gandum utuh. Fungsinya untuk membantu menjaga sistem kekebalan tubuh tetap dalam kondisi optimal dan siap untuk membangun pertahanan melawan infeksi.

6. Jauhkan anak dari paparan asap rokok

Asap rokok memiliki sekitar 4.000 bahan kimia yang berbeda yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh siapa saja yang menghirupnya. Anak-anak yang terpapar asap rokok lebih rentan terhadap infeksi telinga, batuk, pilek, bronkitis, dan masalah pernapasan lainnya.

Yuk, Tiru 7 Kebiasaan yang Dilakukan Orang Sukses

imgUntuk dapat meraih kesuksesan, setiap orang tentunya membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Sebab, kesuksesan tidak dapat dicapai secara mudah dan gratis.
 
Tak sedikit orang berhasil untuk meraih kesuksesan tertinggi dalam hidup mereka. Namun, tak sedikit pula yang gagal untuk mencapai apa yang mereka inginkan. Padahal, seseorang bisa sukses karena ia memiliki kebiasaan baik yang selalu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya. Lantas, apa sajakah kebiasaan yang dimaksud? Yuk, simak di sini, seperti dikutip dari Bold Sky.

1. Bangun Lebih Awal
Orang sukses memiliki kebiasaan bangun pagi. Mengapa bisa demikian? Karena bangun pagi dapat memberi mereka waktu lebih untuk belajar atau bekerja. Jika Anda bangun terlambat, maka Anda bisa kehilangan kesempatan untuk menjadi 'orang pertama' yang bertindak dan waktu Anda untuk bekerja pun menjadi lebih sedikit.

2. Gairah dan Profesi
Seni mengubah gairah menjadi profesi merupakan mantra paling dasar untuk sukses. Ada beberapa orang yang telah sukses dengan tidak mengejar gairah mereka. Jadi jika Anda memiliki kebiasaan menulis, Anda harus mengubahnya menjadi profesi ketimbang mencoba untuk memilih menjadi wirausaha yang mungkin dapat memberikan keuntungan yang banyak tetapi tidak sesuai dengan minat Anda.

3. Jaringan
Tak sedikit orang berhasil mencapai kesuksesan dengan cara mengembangkan jaringan yang baik. Apalagi saat ini banyak situs jejaring sosial yang tersedia sehingga mempermudah Anda untuk memiliki jaringan yang luas. Biasanya, orang yang sukses juga selalu dikelilingi oleh teman-teman yang sukses pula.

4. Pengetahuan
Ilmu merupakan modal penting untuk mencapai kesuksesan. Dengan pengetahuan, Anda bisa berpikir jauh ke depan sehingga Anda bisa mulai merencanakan setiap langkah untuk mencapai target yang diinginkan. Semua bersumber dari akal. Jadi sebaiknya milikilah pengetahuan yang luas dari sekarang.

5. Mengelola Waktu
Anda dapat meraih kesuksesan jika Anda bisa mengelola waktu dengan baik. Orang sukses selalu memiliki berbagai macam trik untuk bisa mengelola waktu mereka dengan baik dan benar. Biasanya mereka membuat catatan mengenai jadwal apa saja yang harus mereka lakukan. Sehingga ini menjadi kebiasaan yang paling efektif.

6. Mengambil Risiko
Orang yang suka mengambil risiko dalam hidupnya, berarti dia adalah orang yang dekat dengan kesuksesan. Ingatlah bahwa tidak ada orang yang sukses di dalam hidupnya jika mereka tidak mau berjuang dan berkorban.

7. Perfeksionis
Tentunya Anda sudah mengetahui bahwa kebanyakan atasan memiliki sikap yang perfeksionis. Hal tersebut dikembangkan karena setiap pemimpin mempunyai keinginan untuk mencapai kesempurnaan. Maka dari itu, mereka selalu bersikap perfeksionis di hadapan karyawannya.

PERLU DIRANGKUL


Baca: 2 Korintus 2:5-11


... supaya Iblis jangan beroleh keuntungan atas kita, sebab kita tahu apa maksudnya. (2 Korintus 2:11 TB)

Bacaan Alkitab Setahun:

Yehezkiel 1-4

Pernahkah Anda melakukan kesalahan? Bagaimana perasaan Anda ketika dalam situasi yang demikian, orang-orang menyerang dan menyalahkan Anda? Ada dua kemungkinan. Anda akan menyalahkan diri sendiri secara berlebihan, menarik diri agar tidak melakukan kesalahan baru. Atau, Anda akan membela diri, berusaha menunjukkan bahwa Anda bukan satu-satunya yang patut dipersalahkan. Masalah tidak dibereskan secara objektif, hubungan pun terancam rusak.


Merusak hubungan antar sesama anggota tubuh Kristus adalah strategi favorit Iblis. Ia tahu anak-anak Tuhan harus saling melengkapi untuk mengerjakan tujuan-tujuan Tuhan di dunia ini. Paulus sangat menyadarinya. Sebab itu, ia memberi peringatan kepada jemaat di Korintus. Tersirat dari bacaan kita, mereka sedang memiliki masalah dengan salah seorang saudara. Teguran demi teguran diberikan. Tapi orang yang bersalah tidak butuh lebih banyak teguran, melainkan pengampunan dan penghiburan untuk menolongnya kembali ke dalam persekutuan dan memperbaiki sikapnya (ayat 7). Tanpa itu ia akan terus terpuruk dengan rasa bersalah dan tidak ditolong untuk bertumbuh.

“Kasihi dia dengan sungguh-sungguh,” (ayat 8), adalah nasihat yang juga harus dipraktikkan dalam komunitas kita hari ini. Tuhan rindu kita saling membangun dalam pekerjaan baik yang memuliakan Dia. Sebaliknya, Iblis berusaha membuat kita saling menyakiti, sehingga Tuhan yang kita sembah tidak dihormati orang. Bagaimana kita bersikap satu sama lain? Kesalahan perlu ditegur, tetapi orang yang bersalah perlu dirangkul untuk bangkit kembali. Jangan biarkan Iblis beroleh keuntungan atas kita, sebab kita tahu apa maksudnya!MEL 
ORANG YANG BERSALAH MEMBUTUHKAN PENGAMPUNAN.
JUGA, DORONGAN UNTUK KEMBALI HIDUP MEMULIAKAN TUHAN.