Minggu, 18 September 2011

BEJANA TAK RAMPUNG

Baca: Mazmur 139:13-18
Tetapi sekarang, ya Tuhan, Engkaulah Bapa kami!Kami lah tanah liat dan Engkau lah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu. [Yesaya 64:8]

  Sebagian besar bejana asli Amerika koleksiku, kubeli karena aku melihatnya sebagai karya seni. Tetapi, yang paling berharga adalah satu bejana yang tak rampung. Bejana itu di berikan Marilyn tiga tahun lalu. Ia mencari tanah liat dari dekat rumahnya dan membentuk bejana.
   Saat berada di sana, kami menjadi teman dekat dan saat hendak meninggalkannya, Ia memelukku, tidak tahu apa kami akan pernah bertemu lagi. Ia meletakkan bejana kecil ke tanganku dan berbisik sambil menangis, ''Aku tidak sempat merampungkannya, tetapi aku ingin kamu memilikinya.'' Aku menilai bejana itu berharga karena hubungan ku dengan sang pembuatnya yang penuh kasih.
   Ketika semakin tua terkadang aku melihat cermin dan merasa bak bejana yang belum rampung. Sekilas aku hanya memperhatikan rambut memutih dan keriput yang bertambah. Aku mempertanyakan hargaku. Tidak ada yang bisa menghentikan proses penuaan, tetapi kita bisa berpaling dari definisi kecantikan duniawi dan berfokus pada Alkitab tentang apa yang membuat kita benar-benar berharga. Alkitab mengatakan bahwa Allah adalah penjunan dan kita tanah liat [Yesaya 64:8]. Nilai kita sebenarnya ada dalam pribadi Pencipta kita. Sang Penjunan tidak hanya membentuk saat kita lahir tetapi dengan tangan penuh kasih, terus membentuk kita menjadi ciptaan bari tiap hari.

  DOA: Ya Tuhan,terima kasih telah memperlengkapi kami. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar