Sabtu, 21 Januari 2012

Surat Bocah yang Sembuh Kanker: Saya Tahu Saya Tidak akan Mati




img
Charlie (dok: dailymail)
, Sebuah penyakit bisa mengubah pemikiran seseorang tentang kehidupan termasuk pada anak-anak. Charlie (12 tahun) menulis sebuah surat yang sangat menyentuh dan emosional mengenai kehidupannya saat melawan penyakit kanker. Ia ingin berbagi pengalamannya melawan kanker dengan orang lain.

Charlie Williams baru berusia 5 tahun ketika ia didiagnosis dengan medulloblastoma, yaitu salah satu tumor otak yang bisa mematikan. Bocah berani dari Boxford, Suffolk Inggris ini telah menjalani operasi selama 7 jam serta mengalami masa kritis yang membuatnya harus berada di ruang intensif hingga waktu yang tak bisa ditentukan.

Charlie terpaksa harus meninggalkan sekolahnya selama 2 tahun karena mengalami kemunduran dan harus menjalani pengobatan, termasuk untuk infeksi meningitis yang dideritanya. Kondisi ini memicunya untuk menulis pengalaman tersebut dalam sebuah surat.

"Nama saya Charlie Williams, saya bisa saja meninggal sekarang, tapi saya baru tahu bahwa saya tidak akan mati," kalimat pertama surat yang ditulis Charlie, seperti dikutip dari Dailymail, Sabtu (21/1/2012).

Ia menulis segala hal mulai dari jarum yang digunakan selama pengobatan kemoterapi sampai ketidakmampuannya untuk makan makanan favoritnya selama ia sakit. Bahkan ia juga menceritakan jika ada anak lain yang membuatnya kesal.

Charlie mengungkapkan banyak orang dengan penyakit kanker tidak suka membicarakannya, tapi beruntungnya ia bisa bebas dari ancaman kanker. Ia berpikir dengan menulis pengalamannya bisa membantu orang-orang yang saat ini tengah berjuang melawan kanker.

Sampai saat ini Charlie masih memerlukan hormon pertumbuhan karena kelenjar pituitari telah rusak saat pengobatan. Namun berita baiknya adalah ia berhasil bebas dari kanker mematikan tersebut.

"Kami sangat bangga padanya dan dia adalah seorang anak yang luar biasa serta sangat bijaksana untuk ukuran anak seusianya. Kadang ia juga suka mengungkapkan bahwa orang lain tidak menyadari apa yang telah ia lalui," ujar sang ibu, Beverley (52 tahun).

Berikut adalah tulisan lengkap surat yang dibuat Charlie:

"Ini adalah sebuah kisah tentang seorang anak bernama Charlie yang didiagnosis kanker saat berusia 5 tahun. Lebih tepatnya pada 5 Mei 2005. Nama aku Charlie Williams, aku bisa saja mati sekarang tapi aku baru saja tahu kalau aku tidak akan mati.

Di rumah sakit Addenbrooke, aku harus melakukan perawatan medis seperti radioterapi yang membuat aku harus pergi ke sebuah terowongan silinder selama setengah jam. Ini cukup menakutkan bagi anak yang baru berusia 6 tahun seperti aku.

Aku juga harus melakukan scan MRI dengan masuk ke terowongan silinder yang diisi segala macam suara ketika kita berada di dalamnya. Lalu kemoterapi yang melalui infus dimasukkan ke dalam tubuh saya di dada bagian atas dan berlangsung setengah jam pada waktu tertentu. Aku juga harus melakukan banyak transfusi darah.

Jarum bukan hal terindah di dunia, tapi aku tahu ibu bisa membantu saya. Anda bisa bayangkan bagaimana rasanya saya ketika semua hal itu dimasukkan ke dalam diri seorang anak. Tapi sekarang saya terbiasa dengan hal itu.

Menjadi sakit dan mengetahui ada kemungkinan aku akan kehilangan berbagai hal, membuat aku lebih menghargainya. Misalnya materi seperti komputer, kalkulator, pensil dan pulpen menjadi barang yang khusus dijaga.

Sebuah pensil mungkin tidak berarti apa-apa bagi anak di sekolah saya, tapi untuk anak katakanlah di sebuah desa miskin di Uganda, maka itu menjadi hal yang berarti. Saya jadi memikirkan hal-hal seperti itu setelah sakit sekian lama.

Di sekolah ada juga anak-anak yang menyerang anak lain dengan melakukan sesuatu yang bodoh, itu sering terjadi dan saya tidak menyukainya. Mungkin orang melakukannya untuk menjadi pusat perhatian atau egois. Tapi memiliki sakit yang serius membuat Anda berpikir banyak hal, seperti mana yang penting dan tidak.

Aku ingin tahu apakah memiliki kanker bisa mengubah anak-anak yang tidak peduli dan egois tersebut?

Untuk semua anak-anak, makanan adalah satu hal yang biasa. Seseorang punya makanan favorit seperti cokelat, cheeseburger, kentang goreng, permen, sosis, kue dan masih banyak lagi. Tapi bayangkan jika tidak bisa mengonsumsi apapun, bahkan setetes air saja.

Ketika Anda harus menjalani begitu banyak operasi dan obat-obatan, maka Anda tidak bisa mengonsumsi atau menyimpan makanan itu. Selama di rumah sakit, saya pergi ke kantin dan melihat orang-orang makan, tapi saya tidak bisa makan seperti itu.

Saya tidak bisa makan banyak karena saya dilengkapi dengan tabung dari hidung. Itu adalah mesin kecil yang dilengkapi dengan botol kaca yang bisa memberikan semua hal yang saya butuhkan untuk makanan.

Semua hal itu membuat saya tidak bisa makan seperti anak normal lainnya, membuat saya rewel tentang makanan. Tapi sekarang saya tahu bahwa yang dilakukan itu untuk membuat saya aman. Dan sekarang saya bisa makan sosis setiap malam.

Orangtua mungkin terlihat seperti tidak adil, tapi mereka akan selalu membantu Anda

Orangtua mungkin terlihat sebagai sosok yang tidak adil karena tidak membiarkan Anda melakukan hal-hal yang Anda inginkan, tapi mereka akan selalu membantu. Mereka memberi Anda makan, pakaian, rumah dan akan membantu Anda ketika terluka.

Ayah dan ibu selalu duduk menemani saya hari demi hari selama di rumah sakit, mereka melihat ketika saya harus kesakitan dan menjalani semua jenis perawatan medis yang membuat saya tidak bisa berdiri. Saya tahu tangan pertama yang akan memegang saat melihat anak sakit adalah tangan orangtua.

Saya yakin ketika saya didiagnosis dengan tumor otak, mereka berpikir saya tidak akan bisa melaluinya. Bisakah Anda bayangkan jika orangtua berpikir bahwa Anda akan mati? Tapi saya bisa melaluinya dan terbebas dari kanker.

Saya adalah anak normal yang telah memiliki perjalanan mengerikan di masa kecilnya. Tapi saya memiliki sesuatu yang positif dan itu semua membuat saya berpikir serius dan bijaksana tentang kehidupan. Kanker telah membuat saya berpikir lebih bijaksana dalam melihat kehidupan apa yang ada dihadapan saya.

Sekarang Anda telah mendengar kehidupan nyata dari seorang penderita kanker, saya harap cerita ini bisa membuat Anda berpikir beberapa hal mengenai kehidupan Anda sendiri."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar