Kamis, 08 Desember 2011

Sekretarisku

Perkenalkan saya adalah seorang
pegawai plat merah, kepala bagian
di sebuah BUMN yang terkenal di
kawasan Indonesia Timur. Sebagai
kepala bagian, saya memiliki
sebuah ruang kerja yang agak privacy, lengkap dengan seorang
sekretarisnya. Ruangan saya
cukup luas. Banyak tempat untuk
meletakkan dua meja kerja. Salah
satu meja kerja saya di atasnya
tidak ditaruh banyak buku. Biasanya hanya beberapa buku
kosong/tak berguna, sebuah
telepon (berfungsi normal).
Kebetulan BUMN ini sering
kerjasama proyek dengan Jepang,
jadi seringkali saya mengganti sekretaris sesuai proyek yang ada.
Nah, kisahnya ini berputar
sekitar sekretaris saya itu. Terus terang saja, saya ini lelaki
normal, kalau melihat cewek
cantik ingin saya memilikinya
luar dalam, meskipun saya akui
libido saya agak tinggi dibanding
rekan pria lainnya. Bahkan istri sayapun kadang menyerah,
bayangkan saja, saya minimal
minta sehari tiga kali, itu rutin
dalam seminggu. Bahkan itupun
saya anggap kurang. Akan tetapi,
saya juga memiliki sedikit kelainan, saya gemar menyakiti
lawan main saya sebelum saya
menidurinya. Istri saya tidak
mengetahui hal ini, bisa-bisa ia
minta cerai kalau tahu. Padahal
saya amat menikmati bila mendengar lawan main saya
menjerit kesakitan, jadi
pelampiasannya, yah itulah saya
jadi senang mengumbar birahi
bersama sekretaris saya, asalkan
dia oke, maka pekerjaannya oke juga, kalau tidak mau, yah
terpaksa dia harus angkat kaki
dengan sejuta alasan yang
gampang dicarikan. Sekretaris saya ini, belum dua
minggu, alumni Akademi Sekretaris
dan Manajemen swasta, yang
seragamnya biru muda dan putih.
Saat pertama dia masuk kerja,
sudah nampak kebiasaan atau mungkin etika yang didapat dari
sekolahnya, atasannya boleh juga
jas kerja dengan warna tidak
menyolok, tapi bawahannya, rok
mini, tinggal angkat sendiri
kelihatan deh semuanya. Hal itu saya biarkan saja, karena sudah
jelas bagi saya itu untuk cuci
mata, boleh juga. Sejak saat itu, saya mulai
melancarkan rayuan maut, mulai
dari hal kecil seperti traktir
bakso, nonton hingga hal besar
seperti janji akan menaikkan gaji
dan pangkat golongannya, sehingga jadi pegawai tetap alias
punya NIP, untuk pegawai plat
merah, catatan, sekretaris saya
pada saat baru masuk kerja,
statusnya hanyalah sekretaris
proyek, selesai proyek selesailah tugasnya. Akhirnya rayuan saya berhasil
juga. Jadi media untuk
melampiaskan libidoku ada lagi,
dibanding jajan, ini agak
amanlah. Tempatnya, yang di
ruangan kerjaku itu, ruangannya sudah saya desain sedemikian
rupa, hingga kedap suara, dan
kalau ada tamu, bisa lewat
intercom, dan kulengkapi dengan
TV monitor, seperti di supermarket,
hingga bisa mengontrol orang- orang di luar ruang kerjaku. Tidak
ada yang curiga. Tidak, karena di
samping kewajiban sekretaris
untuk membantu pekerjaan
atasannya di mana saja selama jam
kerja, juga permainan saya tidak begitu lama, sekedar pelampiasan
nafsu libidoku dan kegemaran
menyiksa, itu saja. Nah, setelah rayuan gombal saya
termakan olehnya, mulai masa
pelampiasan birahi saya mulai.
Pertama-tama dia saya suruh buka
baju atasnya secara perlahan.
Kemudian dia saya suruh berbaring di atas meja. Kedua
tangannya saya ikat dengan tali
yang panjang hingga ke kaki meja.
Kemudian hal yang sama saya
lakukan pada kedua kakinya. Dia
masih dapat bergerak tetapi sangat sedikit. Saya tidak suka
bila ‘korban’ terlihat benar- benar tidak berdaya. Kemudian saya mulai menikmati
kecantikannya dari ujung kepala
sampai ke ujung kaki dengan
menggunakan lidah saya. Di ‘pusat tubuh ’-nya sungguh hangat dibandingkan bagian tubuh yang
lain. Bila hal ini saya lakukan
cukup lama dia akan mulai
berkeringat. Bau tubuhnya
biasanya akan memenuhi ruangan.
Di antara wanita yang menjadi teman tidur saya, sekretaris saya
memiliki bau tubuh yang sangat
seksi. Pada tahap ini, saya sendiri
sudah mulai berkeringat.
Karenanya saya akan mulai
membuka baju bagian atas saya. Saya lalu mengambil cemeti dari
lemari dinding, orang cuma tahu
kalau itu pajangan, padahal
fungsinya lain, sya mulai
mencambuknya di bagian dada,
perut dan paha. Dia akan mulai berteriak. Saya amat menyenangi
permainan ini. Saya kalau mulai
mencambuk tidak setengah-
setengah. Sering dia mengeluarkan
air mata. Tetapi tidak berani
minta berhenti. Kalau sampai ada ucapan mohon berhenti saya akan
cambuk dua kali lebih keras. Bila tubuhnya sudah mulai merah
dan panas, saya akan membuka
celana dan melepaskan ikatan
dari kakinya. Bila ikatan tidak
dilepaskan, sangat sulit untuk
melakukan penetrasi. Karenanya salah satu kaki saya silangkan ke
atas kepalanya dan diikatkan
pada tangannya. Kini ‘jalan’ telah terbuka lebar. Uhh, Nikmat sekali.
Hingga dengan saat ini saya tidak
akan memberi kesempatan dirinya
untuk mencapai orgasme. Saya main
tarik ulur. Biasanya dia akan
memohon-mohon agar segera diberi kesempatan untuk ‘lepas’. Bila saya belum puas, saya tidak akan
berikan. Terkadang saya akan mulai
mencambuki bagian samping
tubuhnya. Dia benar-benar
menangis sekarang. Barulah saya
mempercepat irama permainan
kami. Tepat dia akan mencapai orgasme, lehernya saya cekik
sekuat tenaga sehingga tidak
dapat bernapas. Disaat inilah
seluruh tubuhnya akan meronta-
ronta, sebab tubuhnya seakan
mulai kehilangan sumber kehidupannya. Matanya akan
melotot, tangannya mencengkram
tali, tapi tak ada gunanya.
Kadang kalau terlalu lama, dia
akan mulai menendang panik,
karena tahu dirinya diambang kematian. Pada saat itulah saya
akan mulai ejakulasi. Nikmat
sekali, saya tahu dirinya sendiri
mengalami orgasme yang tertunda.
Begitu tangan saya lepaskan,
seluruh tubuhnya mulai mengejang dan dia akan diam lama sekali
menikmati momen terindah pada
hidupnya. Kemudian saya memagut bibirnya
untuk meredam tangisnya.
Perlahan seluruh ikatannya akan
saya lepaskan. Setelah dia mulai
tenang saya menyuruhnya untuk
mulai berpakaian, kemudian ia merapikan diri di dalam toilet
yang ada di ruanganku, lalu
keluar, kembali kemejanya seperti
tidak terjadi apa-apa. Selama proyek berlangsung,
biasanya satu proyek tiga sampai
lima bulan, maka hal itu akan
saya lakukan bersama sekretaris
proyek tersebut. Asalkan, seperti
yang sudah saya katakan, dia Oke, maka pekerjaannya stabil, kalau
tidak saya akan cari sekretaris
baru lagi.
Padahal, sehabis proyek, pasti
saya akan cari sekretaris baru
juga. Sekretaris lama, dibuatkan saja alasan agar dia angkat kaki.
Bosan juga kan kalau main sama
cewek yang itu-itu saja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar