Minggu, 11 Desember 2011

17+7 Alasan Tidak Menggunakan Susu Formula (Sufor)

Berawal dari diskusi di milis asiforbaby, tentang salah satu ibu yang minta masukan 20 alasan tidak menggunakan sufor, yang merupakan permintaan ayahnya, yang ingin cucunya diberi sufor.

Mudah-mudahan bermanfaat untuk ibu sekalian, yang barangkali sedang mempertimbangkan untuk memberikan sufor untuk bayinya, atau yang sebenarnya ingin tetap ASI, tetapi ada pihak lain yang menyarankan untuk memberikan sufor.
Saya bukan anti sufor, anak ketiga saya ASI plus sufor karena memang ASI pompaan saya selama jam kerja tidak mencukupi. Namun, penggunaan sufor harus dengan pertimbangan yang sangat-sangat panjang, dan merupakan alternatif terakhir setelah upaya peningkatan produksi ASI dan penggunaan donor ASI.
Dari saya, ketemu 17 alasan berikut, dalam point-point yang singkat :
1. ASI masih cukup
2. Sufor bisa membuat sembelit, pada beberapa kasus membuat mencret
3. Kalau sudah minum sufor ada kemungkinan ngga mau ASI lagi, karena rasa sufor yang lebih “enak”
4. Sufor adalah susu sapi, bagaimana pun ada kemungkinan ketidakcocokan dengan bayi non sapi
5. Ada beberapa kasus bayi memiliki intoleransi terhadap laktosa pada susu formula
6. Ada beberapa bayi alergi sufor (bintik merah, gangguan pernafasan)
7. Sufor lebih sulit dicerna bayi, karena komposisinya berbeda dengan ASI
8. Beberapa bayi cenderung menjadi kegemukan setelah minum sufor
9. Anak menjadi keterusan minum susu padahal setelah besar tidak perlu lagi
10. Perlu biaya tambahan untuk beli sufor, ASI gratis
11. Sufor adalah susu cair yang dikeringkan lalu dicairkan lagi, proses pembuatan terlalu panjang, nilai gizi sudah sangat berkurang
12. Sufor banyak ditambahkan zat-zat kimia untuk mengganti gizi yang hilang, memberatkan ginjal bayi
13. Beratnya kerja ginjal dan pencernaan karena minum sufor, dapat menyebabkan tubuh tidak fokus, sehingga daya tahan tubuh berkurang
14. Karena rasa sufor yang manis, anak menjadi pemilih makanan
15. Jika anak terlalu banyak minum sufor karena rasanya yang manis, jadi terlalu kenyang untuk makan yang lain
16. Sufor dibuat untuk pengganti ASI, jika ASI masih ada, tidak perlu sufor
17. Susu bubuk awalnya dibuat untuk dibawa ke daerah yang jauh, agar tidak rusak. Jika kondisi tersebut tidak terjadi, sebenarnya tidak perlu susu bubuk.
Dari member milis yang lain, yang pernah bekerja di perusahaan susu, ada 7 point yang lebih komprehensif berikut :
1. Sufor adalah susu sapi yang sampai kapanpun tidak akan pernah sama dengan ASI.
2. Sufor yang tagline-nya kaya akan AA, DHA, kolin, dll yang fungsinya untuk otak, itu adalah smuanya premix atau bahan kimia sintetis & bukan alami. Sebagaimana kita tahu bahan kimia sintetis/buatan yang bila diberikan dalam jangka panjang akan memberikan efek samping yang dikhawatirkan akan merugikan.
3. Gula pada sufor mayoritas berupa sukrosa (dengan jumlah yang sangat tinggi di salah satu sufor). Ada juga sufor yang klaimnya tidak mengandung gula, tetapi gula karbohidrat berupa laktosa yang mirip dengan ASI. Namun, sampai kapanpun tidak akan pernah ada produsen yang dapat membuat gula persis dengan ASI. Gula tambahan itu yang akan menjadi bahan aditif, sehingga bayi ketergantungan pada sufor karena rasanya yang manis. Gula itu juga bersamaan akan mengganggu kerja organ ginjal bayi sehingga lebih berat untuk mencerna gula atau disebut Renal Salute Load (RSL).
4. Kasein pada sufor susah dicerna oleh bayi, sehingga membuat gumpalan di pencernaan bayi, yang membuat bayi mengalami gangguan pencernaan.
5. Memberatkan kantong 
6. Jika diperhatikan di setiap kemasan sufor pasti ada tulisan keciiiilll “ASI adalah makanan terbaik untuk bayi”. Jadi di setiap kemasan ada warning, tetapi tetap menggencarkan kampanye untuk menjaga kontinuitas usahanya. Hal ini sebenarnya sudah melanggar peraturan dari WHO yang menyatakan bahwa sufor itu hanya untuk bayi yang benar-benar sangat tidak bisa mendapatkan ASI dari ibunya, karena ibunya mengalami gangguan sehingga ASI tidak keluar dalam jangka waktu lama) dan pemberiannya harus berdasarkan resep dokter.
7. Business is business, dan target sufor tetap berjalan, sehingga marketing tetap digencarkan untuk mengeluarkan stock sufor untuk bayi yang sebenarnya tidak membutuhkan.

1 komentar:

  1. wah kalau ginian mah gak terlalu tau juga,
    yg pasti asi emang paling baik

    BalasHapus