Jumat, 18 November 2011

7 Pemuda Perkosa Calon Penumpang Kereta Api



RANGKASBITUNG – Seorang gadis manis, warga Parung Panjang, Kabupaten Tangerang, sebut saja namanya Bunga (22), mengalami nasib tragis. Ia di perkosa secara bergiliran oleh tujuh pria di Kampung Leuwiranji, Kelurahan Muara Ciujung Timur, Kecamatan Rangkasbitung, Lebak, tepatnya di belakang toko Bangunan Jaya, Sabtu (12/10) sekira pukul 01.00 WIB.
Sebelum menyeret dan memperkosa Bunga, ke tujuh pemuda itu menghajar dan menganiaya teman lelaki Bunga, Asep Mulyana (27), dan membiarkannya kabur meninggalkan di Stasiun Kereta Api (KA) Rangkasbitung, dalam keadaan babak belur. Dalam keadaan lusuh dan stres berat, Bunga langsung melaporkan kejadiannya yang dialaminya itu ke Mapolres Lebak.
Informasi yang diperoleh Fajar Banten, ke tujuh lelaki yang diduga dalam keadaan mabuk itu mendatangi pasangan yang tengah menunggu KA malam, dan langsung menyeret wanita itu ke suatu tempat. “Mereka langsung mendekati pasangan itu dan menghajar pasangan laki-lakinya. Setelah lelaki itu kabur, mereka langsung menyeret yang wanita dan membawanya entah ke mana. Sepertinya mereka dalam keadaan teler saat itu,” ujar salah seorang warga sekitar stasiun yang tak bersedia disebutkan namanya.
Menurut dia, beberapa orang yang biasa menginap di peron stasiun hanya bisa menyaksikan kejadian itu tanpa mampu berbuat banyak. “Kejadiannya cukup singkat, dan terus terang saja kami memang takut ikut campur, karena takut pada mereka. Yah kita nyesel Pak, apalagi mendengar kabar katanya yang wanitanya diperkosa secara bergiliran,” tuturnya.
Sementara itu Asep, menjelaskan, musibah yang dialami kekasihnya itu berawal saat keduanya tengah menunggu KA terakhir ke Parungpanjang di Stasiun Rangkasbitung. “Kami keasyikan berjalan-jalan di Rangkasbitung, dan tidak menyadari KA sudah berangkat. Saat kami menunggu terakhir, tiba tiba saja kami didatangi 7 orang laki-laki dalam keadaan teler. Semula mereka hanya meminta rokok dan uang, dengan cara yang amat kasar, dan saya tak memberi. Mereka marah dan langsung menghajar saya,” kata Asep di Mapolres Lebak.
Dijelaskan, karena lawan yang tidak seimbang, dia langsung kabur dengan niat meminta bantuan warga setempat. “Saya memang tidak melawan dan langsung kabur karena jumlah mereka sangat banyak. Saya memang sempat melihat mereka menyeret pacar saya, tapi saya sama sekali tak menyangka kalau mereka akan memperkosanya. Kalau saya tahu rencana mereka saya akan mati-matian melawan mereka,” ujarnya penuh sesal.
Sempat berontak
Bunga, usai melaporkan kejadian itu di Mapolres Lebak menambahkan, setelah menganiaya pacarnya hingga kabur, ke tujuh pemuda itu langsung menyeretnya ke sebuah tempat gelap. “Saya mencoba berontak dan berteriak, tapi dengan kasar mereka terus menyeret saya ke sebuah tempat gelap. Saya hanya bisa menangis saat mereka memperkosa saya secara bergiliran,” ungkapnya.
Menurut dia, setelah melampiaskan nafsu binatangnya, ketujuh pemuda itu langsung meninggalkannya di tempat gelap. “Setelah begitu, mereka langsung kabur. Setelah tahu mereka betul-betul sudah tidak ada, saya langsung melaporkan kejadian ini ke Mapolres Lebak,” kata Bunga terisak.
Salah seorang anggota Polres Lebak, membenarkan adanya laporan kejadian itu, dan kasusnya telah diatangani secara serius. “Korban melaporkan kejadiannya malam itu, dan beberapa petugas langsung melakukan pengejaran. Namun mereka belum berhasil ditemukan. Kasusnya akan kita tangani secara serius, dan kami masih akan terus mencari ke tujuh pemuda itu,” katanya.(H-30)-*** pikiran-rakyat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar