Rabu, 16 November 2011

Kenapa Kredit Motor Bakal Tak Murah Lagi

Selama ini kebijakan kehati-hatian pemberian kredit diserahkan ke perusahaan pembiayaan

Syahid Latif, Sukirno
Deretan motor di sebuah parkiran di Jakarta (VIVAnews/Muhamad Solihin)

 Rencana kenaikan uang muka kredit kendaraan bermotor yang diusulkan Bank Indonesia diharapkan bisa membuat perusahaan pembiayaan lebih selektif dalam memberikan kredit kepada konsumen. Hal itu juga diharapkan akan membuat penerapan manajemen risiko yang lebih baik.

"Nanti ujung-ujungnya kena ke bank. Penerapannya ngaco, seenaknya, tidak melihat siapa, risiko orang yang menerima kredit bagaimana, kolateralnya bagaimana," ujar Kepala Ekonomi Bank Danamon Anton Gunawan dalam perbincangan dengan VIVAnews, di Jakarta.

Anton menilai usul BI menaikkan uang muka kredit motor lebih diarahkan untuk menjaga tingkat kehati-hatian (prudent) dari perusahaan pembiayaan yang mendapatkan dana pinjaman dari bank.

Selama ini ujar Anton, seluruh aspek penilaian terhadap konsumen penerima kredit kendaraan bermotor diserahkan kepada perusahaan pembiayaan sendiri. Beruntung, untuk pembiayaan dalam nilai besar, perusahaan masih menerapkan manajemen risiko lebih baik.

Untuk itu, kebijakan BI menaikkan uang muka hendaknya juga diikuti dengan penelaahan bank sentral dalam menjaring nasabah penerima pinjaman.

Anton optimistis, kebijakan yang dikeluarkan BI tidak akan berpengaruh banyak pada tingkat konsumsi masyarakat. Malahan, kebijakan ini akan membuat perusahaan pembiayaan yang beroperasi adalah perusahaan yang sehat.

Seperti diketahui, BI kembali mengungkapkan kekhawatirannya atas tingginya pertumbuhan kredit otomotif yang disalurkan perusahaan pembiayaan atau multifinance.

Pemberian kredit kendaraan bermotor yang tidak hati-hati dikhawatirkan akan mendorong terciptanya gelembung (bubble) ekonomi. Potensi itu terlihat dari rendahnya kewajiban setoran yang muka yang harus diserahkan oleh calon konsumen.

Berdasarkan data BI, nilai pembiayaan kredit kendaraan bermotor yang dilakukan bank dan perusahaan pembiayaan pada 2010 tercatat Rp130 triliun, dengan estimasi baru sebesar Rp33 triliun. Dari sisi sumber dana, estimasi sebesar Rp79,35 triliun dana multifinance berasal dari perbankan.

Sementara itu, outstanding nilai pembiayaan kendaraan bermotor dari perbankan pada 2010 tercatat sebesar Rp80 triliun, dengan estimasi pembiayaan baru sebesar Rp28,4 triliun atau naik 53,9 persen (year on year).
• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar