Jumat, 18 November 2011

Mantan Presiden Filipina Resmi Ditahan

Memerintah Filipina 2001-2010, Gloria Arroyo kena tuduhan kecurangan pemilu dan korupsi


Renne R.A Kawilarang
Presiden Gloria Arroyo dengan alat bantu penopang tubuh (REUTERS/Handout)

 Mantan Presiden Filipina, Gloria Macapagal Arroyo, hari ini resmi ditahan atas kasus kecurangan pemilu dan juga dicurigai terlibat korupsi. Walau belum diadili, Arroyo bisa terancam hukuman penjara seumur hidup bila nanti terbukti bersalah oleh hakim.

Menurut kantor berita Reuters, Arroyo menerima surat penahanan dari polisi saat dia kini tengah dirawat di Rumah Sakit St. Luke, Manila. Dia sebelumnya berupaya ke luar negeri untuk keperluan berobat, namun dicegah pihak berwajib karena saat itu masih diperiksa atas kasus kecurangan pemilu.

"Dia kini sudah di bawah kendali dan tahanan kami," kata Senior Superintendent Franklin Bucayu, Kepala Kepolisian Distrik Manila Selatan, kepada wartawan di luar RS. Saint Luke. "Perintah penahanan telah keluar. Kami tadinya ingin membacakan hak-hak beliau secara langsung, namun tim pengacaranya meminta kami mempertimbangkan kondisinya. Beliau tersenyum dan sudah memperkirakannya," kata Bucayu.    

Pengadilan mengeluarkan surat penahanan beberapa jam setelah Komisi Pemilihan Umum (Comelec) mengumumkan bakal mengadukan Arroyo ke pengadilan. Tanggal sidang masih belum ditentukan.

"Kami menempatkan dua petugas di luar kamar tempat beliau dirawat dan ada sejumlah petugas lagi untuk berjaga-jaga," kata Bucayu. Dia mengungkapkan bahwa Arroyo mengenakan alat bantu penyangga leher ketika ditemui polisi. "Beliau hanya mengangguk dan tidak mengucap sepatah kata pun," kata Bucayu.

Memerintah Filipina dari 2001 hingga 2010, Arroyo menghadapi tuduhan kecurangan pemilu dan korupsi. Namun belum ada gugatan resmi atas Arroyo ke pengadilan.

Mantan pemimpin berusia 64 tahun itu bersama suaminya, Mike Arroyo, menghadapi dua tuduhan terkait kasus kecurangan pemilu untuk memilih anggota parlemen pada 2007. Kecurangan tersebut membuat seorang calon dari pihak oposisi gagal meraih kemenangan.

Selain itu Arroyo juga menghadapi tuduhan kecurangan pemilu presiden 2004 dan korupsi pada pemerintahannya.

Arroyo mengaku ingin pergi keluar negeri agar bisa menjalani perawatan medis. Dia mengaku belum seratus persen pulih setelah menjalani tiga bedah medis untuk mengobati sakit pada tulang belakang di bagian tengkuk. Maka, dia harus memakai alat bantu penyangga tubuh.

Sebenarnya Arroyo sempat pergi ke bandara internasional di Manila pada Selasa lalu begitu Mahkamah Agung memberi pengecualian atas pencekalan pemerintah. Namun, dengan menggunakan kursi roda dan alat bantu di leher, Arroyo dan suaminya tetap dicegah pihak berwenang keluar negeri.
• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar