Kamis, 24 November 2011

20 Tips Investasi Gaya Baru

Perekonomian global sedang menghadapi berbagai ketidakpastian, terutama terkait dengan krisis utang di Eropa yang semakin dalam dan juga proses pemulihan ekonomi AS yang berjalan lambat.

Kondisi tersebut sangat mempengaruhi pergerakan pasar finansial yang terus terguncang-guncang hingga menjelang akhir tahun. Beberapa cara investasi cara lama dinilai sudah tidak bisa berlaku lagi di tengah kondisi ini. Bagaimana anda bisa bertahan di masa penuh ketidakpastian ekonomi global seperti sekarang ini? 

Berikut ini adalah 20 cara baru untuk memproteksi investasi anda sekaligus membangun kekayaan Anda seperti dikutip dari Forbes, Senin (21/11/2011).

1. Beli dan Tahan Portofolio Sesuai Risiko

Zaman sekarang, jika anda membeli saham atau obligasi dan berencana menahannya kalau bisa selama mungkin bisa menjadi sangat berbahaya pada investasi itu. Strategi beli dan tahan hanya berjalan baik jika pasar terus bergerak ke atas dalam jangka waktu yang cukup lama. Tapi sebenarnya cara ini sudah tidak efektif sejak sepuluh tahun ini. 

"Anda harus menjadi penjelajah hutan ketimbang jadi pejalan kaki di trotoar," kata Ekonom Gary Shilling. Terus monitor portofolio anda dan bersiaplah menjual saham yang sudah masuk tren melemah, lalu pindah ke saham yang siap menguat.

2. Diversifikasi Investasi Tidak akan Menyelamatkan Anda

Saat krisis di Oktober 2007 hingga Maret 2009 yang sangat menghancurkan seluruh pasar saham di dunia, Indeks S&P 500 terjun bebas lebih dari 57%. Tak satu pun sektor atau industri yang mampu bertahan atas serangan itu. Warren Buffett pernah mengatakan : "Diversifikasi adalah proteksi kepada investasi anda, ini sangat masuk akal bagi mereka yang benar-benar mengerti." Anda Warren Buffett atau bukan? Boleh saja mendiversifikasi, tapi ingat, terlalu banyak investasi di sektor yang berbeda tidak akan memberikan proteksi maksimal.

3. Price/ Earning yang Rendah Sebanding dengan Hasil Investasi

Banyak broker dan analis memburu saham-saham dengan price/earning yang masih di bawah rata-rata dan nilai buku. Cara yang terlalu mengikuti 'panduan buku' ini terbukti malah menjadi jebakan saat krisis finansial, saat kekeringan likuiditas menghancurkan nilai aset dan laba. Bahkan, sampai sekarang saham-saham murah yang dulu hancur belum bisa bangkit kembali

4. Pajak Adalah Kunci Berinvestasi

Dengan perhitungan profesional anda bisa mendapatkan keuntungan bersih sekitar 6% per tahun, adanya pengembalian pajak di salah satu instrumen investasi bisa menghasilkan perbedaan yang cukup besar. Siapkan strategi, pisahkan obligasi yang bakal terkena pajak dari instrumen investasi jangka pendek dan dana pensiun. Tahan saham-saham jangka panjang yang akan terkena pajak untuk menutupi kekurangan yang didapat dari saham-saham jangka pendek yang bebas pajak.

5. Ambil Keuntungan dari Volatilitas

Volatilitas pasar tidak akan benar-benar hilang. Volatilitas pasar-pasar saham di dunia sudah meningkat hampir dua kali lipat sejak pertengahan tahun 2000. Sebagai contoh, di tahun 2011 ini indeks the S&P 500 sudah naik-turun lebih dari satu persen dalam 75 perdagangan. Manfaatkan volatilitas ini untuk meraup untung. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah cari kesempatan beli ketika indeks berada di bawah.

6. Awasi Gerak-gerik Politisi

Era baru di masa penuh ketidakpastian sudah hadir. Berita-berita dan kejadian politik kini lebih mempengaruhi pergerakan indeks ketimbang faktor-faktor fundamental, seperti perolehan laba emiten. Sebagai contoh, pada awal Agutus 2011 lalu, banyak saham blue chip berfundamental baik tiba-tiba anjlok saat pelaku pasar menanti keputusan rapat kongres AS mengenai masalah gagal bayar. Faktor fundamental masih memegang peranan penting, tapi perhatikan juga pergerakan para politisi.

7. Perhatikan Biaya Investasi, Jangan Terlalu Boros

Biaya dan nilai investasi yang besar mendorong imbal hasil yang tinggi secara jangka panjang. Akan tetapi, penelitian terbaru atas pertumbuhan finansial oleh DAL Investment Co menunjukkan besar tidaknya nilai investasi tidak bisa menjadi prediksi imbal hasilnya. Bagaimana dengan komisi broker? Tingginya kompetisi mendorong komisi tersebut turun dengan sendirinya. Jadi, hindari komisi yang tinggi dan pengeluaran yang tidak perlu. Jika anda bukan investor yang pasif, maka jangan biarkan biaya yang tinggi mengganggu rencana investasi anda.

8. Tak Perlu Menunggu Lama Untuk Meraup Laba Hasil Investasi

Beberapa tahun lalu, hanya saham-saham yang sudah 'matang' yang bisa menghasilkan dividen tinggi, atau obligasi yang sudah 'pensiun'. Saat ini, dengan selisih bunga yang tipis antara keuntungan dan tingkat inflasi, ada beberapa instrumen yang bisa memberikan hasil 5% lebih banyak. Penelitian membuktikan, secara jangka panjang para pemberi dividen berkinerja jauh lebih baik ketimbang saham non-dividen, dan lebih stabil juga.

9. Berinvestasi dengan Target, Jangan Melawan Indeks

Anda mungkin sering mendengar saham-saham yang berkinerja jauh lebih tinggi ketimbang indeks bursa tersebut. Ini biasanya digunakan menarik anda kepada saham-saham berjenis serupa dengan jaminan akan imbal hasil yang tinggi. Namun, ada baiknya berkonsentrasi ke target yang spesifik ketimbang harus melampaui kinerja indeks saham gabungan. Target ini mirip dengan tujuan hidup, seperti memilih tempat kuliah atau kapan anda akan pensiun.

10. Kembangkan Jaringan untuk Ide-ide Baru

Manaajer investasi yang baik adalah yang bisa menggabungkan riset dan pembelian saham dengan baik. Internet memberikan konektifitas yang baik antara keduanya. Sering-seringlah membuka laman web profesional seperti LinkedIn hingga laporan mendalam soal investasi di Value Investors Club. Selain itu, ada ValueForum.com, sebuah forum yang hampir tiap hari membicarakan soal imbal hasil dan sektor-sektor investasi..

11. Atur Kembali Penasihat Keuangan Anda

Daripada memberikan ongkos penasihat keuangan yang biasanya satu persen per aset tiap tahun, anda bisa meminta untuk nasihat sekali jalan. Bayarlah sekitar US$ 250-400 per jam untuk meninjau kembali seluruh portofolio investasi anda lengkap dengan tujuan investasi berikutnya, juga kemungkinan-kemungkinan jika ada perubahan situasi. Setelah itu, jelajahi internet dan banyaklah belajar mengenai investasi. Anda akan sadar bahwa terlalu banyak uang yang telah dikeluarkan untuk penasihat keuangan anda.

12. Tetapkan Batas Jual Sebelum Beli

Banyak nasihat mengenai investasi yang intinya membantu anda memberi gambaran mengenai apa dan kapan harus beli. Tetapi ada yang lebih penting di tengah situasi yang serba fluktuatif ini, yaitu tahu kapan harus jual. Editor American Association Individual Investors Journal Charles Rotblut menganjurkan anda punya batas jual, bahkan sebelum lakukan aksi beli. Batas ini menghindari risiko saat terjadi panik jual ataupun merugi terlalu dalam.

13. Mengekor Investor yang Lebih Lihai

Tidak ada salahnya jika anda meniru cara-cara berinvestasi investor maupun 'orang dalam' di sebuah perusahaan yang sekiranya terpercaya. Investor profesional banyak melakukan hal ini. Anda bisa mengecek siapa saja pemilik di saham-saham unggulan. Pergerakan mereka bisa diperhatikan untuk diikuti ke saham-saham mana saja mereka masuk dan mereka lepas. Laman seperti www.marketfolly.com, www.guru­focus.com dan www.insiderscore.com punya update soal pelaku hedging dan pergerakan orang dalam alias insider.

14. Jadilah Analis Riset Online

Semua peralatan yang dibutuhkan untuk menjadi investor yang lebih baik hanya tinggal satu 'klik' saja. Banyak broker dan perusahaan investasi menawarkan edukasi investor dan kebutuhan riset secara online. Situs lain seperti Ycharts.com, Trefis.com, Finviz.com, Stockcharts.com dan Riskgrades.com, memberikan analisis yang biasa digunakan para profesional.

15. Masuk ke Valas untuk Melebarkan Sayap Investasi

Saat ini sudah ada sekitar 1.100 perusahaan investasi yang bermain di bursa valas dengan dana kelolaan lebih dari US$ 1 triliun. Tidak semuanya bagus untuk anda, namun cara ini cukup terjangkau untuk melebarkan sayap investasi. Mereka juga biasanya memberikan akses luas ke nilai tukar asing, komoditas, dan pasar saham luar negeri, seperti Swiss franc, Brazil dan Turki.

16. Selalu Pegang Uang Tunai Dengan Jumlah yang Cukup

Salah satu pelajaran berharga dari krisis tahun 2007-2009 lalu adalah sulitnya mencairkan dana anda sendiri saat pasar sedan jatuh. Jika anda ingin tidur nyenyak tiap malam, lupakan sejenak keuntungan margin dan siapkan uang tunai dalam genggaman anda. Dari yang biasa hanya 10% dari kekayaan anda, tidak ada salahnya jika dinaikkan hingga 40%.

17. Tidak Ada Salahnya Mengejar Performa

Banyak orang bilang salah besar jika berinvestasi hanya karena melihat performa masa lalu. Namun, ahli investasi Dan Wiener menemukan bahwa sejak tahun 1981 jika anda sudah berinvestasi pada saham yang tahun sebelumnya naik cukup tinggi, maka bisa memberikan imbal hasil lebih dari 16,4% dibandingkan kenaikan pasar saham yang hanya 11%

18. Cari Pertumbuhan di Pasar Global

Amerika Serikat (AS) mungkin akan mengalami perlambatan ekonomi dalam waktu yang cukup lama. Jika adan ingin mengejar keuntungan, maka ada baiknya berinvestasi di pasar yang sedang tumbuh seperti Brazil dan China. Jangan bergantung pada saham-saham perusahaan multinasional tapi sebenarnya hanya ditransaksikan oleh pemain domestik. Cara yang paling mudah berinvestasi di pasar modal berkembang yang masih seksi adalah memakai e-broker juga situs riset seperti ETFchannel.com.

19. Jangan Buru-buru Jual, Masuklah Saat Pasar Turun

Daripada anda mencairkan dana, sebaiknya anda masuk saat pasar saham jatuh, saat orang lain melakukan aksi jual yang tidak masuk akal, tapi dengan hasil riset yang matang. Investor asal California Bob Matteucci memborong saham Nordstrom tepat saat krisis finansial yang waktu itu harganya hanay US$ 8. "Ini seperti berlian yang siap dipungut, kata Matteucci. "Hidup ini bukan menunggu badai berlalu, tetapi bagaimana caranya belajar berdansa di tengah hujan," katanya.

20. Jangan Terlalu Lama Pegang Obligasi

Memegang obligasi dalam waktu yang lama atau menunggunya sampai 'matang' biasanya dilakukan untuk melawan perubahan tingkat suku bunga. Ahli Investasi Fixed Income Richard Lehmann tidak sepakat dengan saran tersebut, karena tingkat suku bunga saat ini tidak terlalu tinggi. "Ini bukan kurva imbal hasil yang normal, dan anda tidak perlu melindungi diri anda," kata Lehmann. Sebaiknya cari penggerak investasi lainnya.

(qom/qom) 
sumber:detik Finance

Tidak ada komentar:

Posting Komentar