Kamis, 24 November 2011

Lima Tips Hadapi Pasar Saham Jeblok

 Beberapa orang memprediksi volatilitas pasar finansial akan terus berlangsung hingga beberapa bulan ke depan dan melalui banyak tantangan.

Salah satu hal yang bisa menjadi pertimbangan adalah kekhawatiran atas ekonomi Eropa dan Amerika Serikat (AS) masuk kembali ke masa resesi.

Krisis utang di Eropa saat ini bagaikan hewan liar yang terluka, sewaktu-waktu bisa menjadi ancaman yang sangat berat. Sementara dari AS, Federal Reseve sepertinya tidak bisa berbuat banyak, meski sudah menurunkan tingkat bunga jangka pendek dan menengah. 

Akan tetapi, tentu saja 'kartu tarot' para analis tidak selamanya tepat. Bisa saja para pemimpin Eropa tiba-tiba menemukan cara untuk menyelesaikan krisis utangnya, merekapitalisasi bank setempat dan membayar utangnya.

Sedangkan dari Washington, mungkin saja tiba-tiba muncul jalan untuk mencairkan kredit perumahan yang membeku. Sehingga lapangan kerja kembali tumbuh. Namun, semua prediksi ini terlalu optimitis.

Menurut Perencana Investasi Harris Private Bank di Chicago, Jack Ablin, seperti dikutip dariReuters, Kamis (20/10/2011), ada lima langkah yang bisa dilakukan dalam menghadapi pasar yang buruk:

1. Susun strategi yang tepat sebelum pasar semakin buruk
Jika anda ingin berinvestasi di saham, ada kesempatan dalam bearish market. Anda bisa membeli saham berkualitas tinggi saat pasar saham jatuh. Cari perusahaan yang akan memberi dividen dalam waktu dekat. Jika anda tidak ingin mengeluarkan dana terlalu besar, berinvestasilah secara bertahap melalui saham-saham yang memberikan dividen setelah itu anda bisa keluar.

2. Rencanakan uang anda sebelum berinvestasi
Uang tunai pernah menjadi 'dewa' sebelum akhirnya nilai tukarnya jeblok. Tapi bukan berarti anda tidak bisa dapat untung dari uang tersebut. Fokuslah pada kebutuhan jangka pendek terlebih dahulu, seperti dana darurat, pengeluaran asuransi, tagihan pajak dan lain-lain. Hindari menyimpan uang di asuransi atau bank yang memiliki eksposur ke Eropa. Cari bank berbunga simpanan rendah tapi aman.

3. Gemukkan 'dana pensiun' anda
Dana pensiun yang dimaksud bukan tunjangan hari tua, tapi uang lebih yang bisa anda hasilkan dari pasar saham. Jangan berhenti berinvestasi hanya karena pasar sedang turun. Anda bisa memborong lebih banyak saham begitu indeks jeblok. Cari perusahaan-perusahaan bagus, tidak hanya di bursa dalam negeri tetapi cari sampai ke negara-negara berkembang. Ini merupakan cara yang paling baik untuk mendapatkan keuntungan yang besar.

4. Lindungi aset-aset anda
Apakah anda punya berbagai macam asuransi atau simpanan untuk uang muka rumah yang akan digunakan dalam waktu dekat? Kalau begitu, tidak ada gunanya anda masuk ke pasar modal. Lebi baik konsentrasi terlebih dahulu kepada hal tersebut di atas. Lebih baik anda cari kredit kepemilikan rumah (KPR) berbungan rendah atau asuransi dengan premi yang tidak terlalu besar untuk mengamankan aset anda.

5. Jujurlah kepada penasihat keuangan anda
Jika menurut anda risiko sudah mulai naik, anda perlu berkomunikasi dengan penasihat keuangan anda dengan segera. Pertanyaan yang paling berat adalah, anda siap rugi sampai berapa banyak? Apakah 10 persen, 20 persen atau tidak sama sekali? Jika anda menjelang pensiun, mintalah penasihat keuangan anda untuk melakukan hedging terhadap portofolio saham anda ketika pasar sedang jatuh.

Siapa yang bisa dipercaya untuk melindungi anda? Penasihat yang andal akan mendengarkan kekhawatiran dan aspirasi anda. Sebenarnya tidak masalah situasi pasar bergerak seperti apa jika para penasihat keuangan ini bekerja sesuai keinginan anda. Jika mereka melakukan pekerjaanya dengan baik, tidak perlu lagi ada istilah bullish atau bearish.


(ang/qom) 
sumber:detik Finance

Tidak ada komentar:

Posting Komentar